24 February 1991, D-day Operation Desert Storm:
“Berkekuatan 25.000 prajurit, 240 unit tank tempur utama M1 Abrams, 95 unit heli serbu dan serang , 230 unit kendaraan tempur M2/M3 Bradley, dan 8.000 unit kendaraan lain dari berbagai jenis, Divisi Infanteri Mekanis ke-24 memulai kampanye Operation Desert Storm dengan menyerang pangkalan udara di Talil dan Jabbah. Disana, Div. Infanteri Mekanis ke-24 sudah ditunggu oleh Divisi Infateri ke-37 dan 49 AD Irak, plus satuan Pengawal Republik, Divisi Infateri Mekanis Nebukadnezar dengan total kekuatan 28.000 personel, 200 tank, dan 300 kendaraan lapis baja ringan. Pertempuran seru pecah dan ditandai duel tank sengit antara satuan kavaleri berat M1 Abrams melawan elemen lapis baja divisi Nebukadnezar yang dilengkapi dengan tank T-72, T-62, dan T-55. Tidak ketinggalan satuan batalyon infanteri mekanis yang dilengkapi dengan IFV Bradley bergerak sangat cepat memotong jalur suplai logistik pasukan Iraq, dan berhasil merebut 2 pangkalan udara penting di kedua kota tersebut. Di tanggal 28 Februari 1991, secara total Divisi Infanteri ke 24 berhasil menghancurkan 420 tank dan kendaraan lapis baja Iraq, lebih dari 1000 unit artileri dari berbagai jenis dan menawan lebih dari 5000 personel AD Iraq”.
Prolog diatas
mengilustrasikan secara sederhana betapa penting peran Infanteri Mekanis dalam
mengubah wajah peperangan darat modern di era abad 21 ini. Konflik seperti perang Libanon dan
perang Iraq juga diwarnai oleh pertempuran yang melibatkan unit infateri yang
didukung secara ketat oleh kendaraan tempur lapis baja pengangkut pasukan
maupun kendaraan tempur yang berfungsi untuk memberikan bantuan tembakan.
Postur Infanteri Mekanis TNI AD Kini dan Rencana Pengembangan
Saat ini, TNI AD telah memiliki 1 Brigade Infanteri yang menjadi
embrio pengembangan satuan infanteri mekanis di masa mendatang, satuan tersebut
yaitu Brigade Infanteri (Brigif)-1 Pengamanan IbuKota/Jayasakti. Brigade ini
memiliki struktur yang terdiri dari 3 Batalyon Infanteri Mekanis (Yonif 201,
202, dan 203) , 1 Batalyon Kavaleri Serbu (Yonkavser-9) dan 1 Peleton Intai
Keamanan (Tontaikam/setara dengan unit Ranger/Scout) dengan total personel 3.140 prajurit plus 180 kendaraan
lapis baja dari tipe AMX-13 dan Anoa.
Format Brigif
Mekanis seperti yang dimiliki oleh Brigif 1 PIK/Jayasakti ini akan dikembangkan
lebih lanjut pada formasi Brigade Infanteri Mekanis di beberapa Kodam. Adapun
detil format satuan memiliki beberapa opsi, diantaranya yang jadi kandidat
terkuat adalah:
A. Format light brigade: 4 Yonif mekanis,
2 yonkavser ringan, 1 kompi intai tempur/keamanan
B. Format heavy brigade: 4 Yonif mekanis
full size (@ 800 personel),
1 yonkavser berat (MBT/medium tank),
1 Yonkavser ringan, 1 kompi intai tempur/keamanan.
Format heavy
brigade akan dibentuk pada Kodam dengan tingkat eskalasi ancaman tinggi, dan yang light brigade
pada Kodam dengan tingkat ancaman sedang/menengah.
Adapun struktur
kekuatan Yonif mekanis nantinya akan terdiri dari 700-800 personel, 50-60 unit
ranpur sekelas Anoa 6×6/8×8 dengan berbagai versi (APC, scout, anti-tank, fire
support, dll). Sedangkan untuk Yonkavser berat memiliki setidaknya 30-40 MBT
sekelas Leopard 2RI/Leclerc /T-90/99 atau tank medium
buatan dalam negeri yang dilengkapi kanon 120 mm. Kombinasi kedua jenis satuan
tersebut yang membentuk format standar unit brigade infanteri mekanis TNI AD
akan menjadi komponen tempur yang memiliki daya pukul cukup mematikan dan masih
cukup lincah untuk bermanuver guna menghadang kekuatan darat agresor/OPFOR (opposing
force).
Dengan rencana
bahwa tiap unit Yonif Mekanis akan dibekali sistem senjata anti tank portable NLAW atau Javelin setidaknya 60
pucuk, dan ranpur Tarantula/Anoa dg meriam Cockerill 90 mm untuk dukungan
tembakan setidaknya 1 peleton/10 unit, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah
TNI, kita akan memiliki full strength, fully offensive-capable multi purpose combat unit.
Plus, dengan bantuan fire power dari Yonkavser Berat yang memiliki 40 MBT atau
tank medium dengan meriam utama 120 mm, maka TNI AD menjadi
angkatan darat satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang punya satuan terpadu
seperti ini (sonotan saja yang punya Brigade Infateri ke-5 hanya bersifat
satuan administratif belaka).
Peran Infanteri Mekanis dalam Pemekaran Kekuatan Komando Utama TNI AD
Seperti yang kita
ketahui bersama, renstra TNI dalam format MEF I sampai dengan MEF III
didalamnya tercantum pemekaran komando utama (Kotama) TNI AD. Salah satunya
adalah Kostrad,juga akan dimekarkan dalam kuantitas dan kualitas yang
signifikan. Organisasi eksisting akan dimekarkan hingga 4 divisi dan 3 brigade
komposit mandiri.
Satuan Raiders akan
jadi vanguard atau
ujung tombak satuan pemukul, dengan multikualifikasi. Belum lagi satuan lapis
baja berat, artileri medan gerak sendiri (swagerak) dan sebagainya (detail undisclosed).
Rencana Combatant force
untuk kotama Kodam tier 1 akan terdiri dari 1 Brigif Mekanis, 2 Yonif
Raiders, 4 Yonif Kostrad, 3 Yonif reguler, 2 Yonkavser, 3 Yon Armed, dan
1-2YonArhanudri/Arhanudse.
Brigade Infanteri
Mekanis dalam Kodam beserta satuan organik lainnya akan bertanggungjawab untuk
melakukan containment
terhadap OPFOR (opposing force).Bila Kondisi memungkinkan OPFOR bisa dihajar
habis oleh komponen tempur kodam yang bersangkutan. Tapi kalau terjadi eskalasi
dalam level diluar kemampuan Kodam tersebut, maka satuan QRF/RRF (Pasukan
Pemukul Reaksi Cepat) akan siap on call membantu kodam tersebut. Bayangkan,
jika rencana strategis di MEF II akan ada 8 Kodam didalam lingkup 3 Kogabwilhan
yang memiliki 1 Brigif Mekanis, ditambah dengan unit-unit Pemukul Reaksi
Cepat/RRF (Rapid Reaction
Force) independen
dibawah Kostrad, akan terlihat postur TNI AD yang jelas sangat berbeda dan
pastinya jauh lebih siap untuk meghadapi potensi ancaman dari luar yang sudah
nampak pada saat ini.
Jadi benar adanya,
rencana fokus dan konsentrasi pengembangan 500.000 personel yang punya
kualifikasi tidak hanya infanteri reguler, namun sudah ter-spesialisasi
berdasarkan designasi peran di konteks Kogabwilhan (resident/defense unit atau mobile strike unit).
Satuan infanteri mekanis, adalah salah satu implementasi dari rencana besar
ini.
Penutup
Satuan infanteri
mekanis merupakan salah satu wujud nyata transformasi doktrin TNI AD yang
sebelumnya bertumpu pada satuan infanteri murni berpostur defensif menjadi
satuan komposit multi dimensi yang memiliki kemampuan sebagai shock troops
(seperti unit Stryker Brigade US Army). Dengan kemunculan unit baru ini, secara
otomatis menimbulkan beberapa konsekuensi diantaranya :
pengembangan strategi dan taktik tempur baru, familiarisasi para komandan
lapangan dengan olah gerak dan olah tempur infanteri mekanis, pelatihan
komprehensif dalam rangka konversi unit infanteri konvensional menjadi unit infanteri
mekanis, modifikasi dan transformasi alur logistik,
dan lain sebagainya.
Dalam konteks
rencana deployment Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di masa
mendatang, maka praktis satuan Infanteri Mekanis ini akan menjadi andalan resident force yang
berada dibawah kendali Pangkogabwilhan dalam setiap operasi tempur pertahanan
wilayah. Sehingga, dengan demikian unit ini sebenarnya telah menjelma menjadi
unit strategis yang berperan vital dalam grand design skema pertahanan NKRI.
Semoga dengan
dukungan penuh dari seluruh komponen NKRI, rencana besar ini dapat terwujud,
dan kita akan menyaksikan konsepsi Indonesian Army 2.0 dalam waktu tidak lama lagi. Amiin... (by Narayana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar