LONDON-(IDB)
: Suhu udara dan terpaan angin yang
kencang menusuk tulang belulang, jam saat itu telah menunjukan pukul 21.30 local
time bersamaan dengan pergerakan sejumlah cawak KRI Bung Tomo 357 mengikuti
pelayaran perdana dengan MRLF (Multy Role Lihgt Fregate) KRI Bung
Tomo-357 yang akan melaksanakan sea trial di Royal Navy
Exercise Area perairan Glasgow, Inggris, Senin (7/4).
Sebelum
menuju laut lepas, Dansatgas Kolonel Laut (P) Nyoman Sudihartawan beserta para
Perwira Pengawas memberikan briefing kepada crew yang akan
mengikuti sea trial. Mr Manfred Knore selaku Manager Proyek dari
Lursen juga turut serta dalam kegiatan tersebut. Diperkirakan jam 02.30
dinihari waktu setempat, dimana pasang tertinggi terjadi dan sejumlah pintu dock
dapat dibuka untuk melepas kapal yang akan berlayar ke lautan lepas.
Setelah
melewati pintu terakhir kapal melesat ke arah utara menuju perairan Glasgow.
Analisa performa terhadap kinerja IPMS (Integrated Platform Management
System) oleh Mr.Prasad Shiva selaku programer yang didatangkan khusus dari
Kanada mulai dilaksanakan, keempat MPK (Mesin Pendorongan Pokok) diuji
kemampuannya pada berbagai balingan apakah hal tersebut dapat dikontrol oleh
program yang telah dilaksanakan up gradding beberapa waktu sebelumnya.
Kesempatan
Sea Trial tersebut diutamakan untuk melaksanakan pengecekkan terhadap
performa system pendorongan termasuk system control IPMS dimanfaatkan
untuk memahami karakter kapal oleh para Cawak (Calon Awak Kapal). Pengujian Crash
Stop dari Full Ahead langsung Full Astern dilaksanakan untuk
mengetahui diameter taktis kapal dan menguji kehandalan, kapal maju penuh dengan
menggunakan 4 (empat) MPK mencapai 30 knot dan crash stop sampai kapal
berhenti pada jarak 650 yard selama 2 menit 30 detik.
Pengambilan
data dan pengujian juga dilaksanakan untuk mengukur noise level di ruang
ABK belakang guna kepentingan kenyamanan awak dan untuk kepentingan setting
IPMS mencari noise level terendah dari berbagai putaran propeller (RPM) dan
sudut CPP (Controllable Pitch Propeller) untuk kepentingan
peperangan AKS (Anti Kapal Selam).
Ditengah
dinginnya udara di Perairan Utara Inggris, Mr. Rorre yang mantan Boostman disalah
satu Fregate Royal Navy diminta untuk men drill Pelda Novim
Susanto untuk mengoperasikan RHIB (Rigid Hulled Inflatable Boat). Hari
terakhir pelaksanaan Sea Trial dilaksanakan untuk melaksanakan kalibrasi
speed log dengan referensi menggunakan GPS (Global Positioning System)
selanjutnya kapal bergerak ke selatan menuju Barrow in Furness untuk
melaksanakan penyempurnaan dan perbaikan terutama pada pipa Heat Exchanger
yang perlu dilaksanakan pengecekkan setelah dilaksanakan penggantian sementara
di Fairly Quaey.
“ ...Profesionalisme,
Discipline, Dedication serta Effort yang ditunjukkan oleh teknisi
asing selama berinteraksi lebih dekat di kapal dalam beberapa aspek perlu
kita tiru hal - hal yang kita anggap positif, kedatangan delegasi ke Inggris
harus membawa dampak tidak hanya menyerap pengetahuan tentang hal - hal teknis
yang ada di kapal namun berinterospeksi kepada diri kita masing - masing apakah
kualitas kerja kita sudah menyamai mereka atau belum, sehingga setiap
saat kita selalu memperbaiki diri kita masing – masing.
Saat ini kita mendapat mandat untuk fokus mempelajari kapal yang harus kita bawa ke tanah air dengan aman dan sukses sekaligus mengemban misi diplomasi angkatan laut di sejumlah negara yang akan kita singgahi, oleh karena itu mari kita songsong tugas itu dengan penuh semangat.....” demikian disampaikan Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. saat memberikan briefing dan evaluasi kegiatan saat memotivasi anak buahnya.
Saat ini kita mendapat mandat untuk fokus mempelajari kapal yang harus kita bawa ke tanah air dengan aman dan sukses sekaligus mengemban misi diplomasi angkatan laut di sejumlah negara yang akan kita singgahi, oleh karena itu mari kita songsong tugas itu dengan penuh semangat.....” demikian disampaikan Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. saat memberikan briefing dan evaluasi kegiatan saat memotivasi anak buahnya.
Kegiatan lainnya yang
dilaksanakan setelah Sea Trial MRLF 2 antara lain adalah melaksanakan
Classical dan praktek langsung di pesawat - pesawat, dari hasil evaluasi
khususnya bidang Platform memang menunjukkan hal yang cukup menggembirakan
karena Cawak dapat segera memahami system yang dihadapinya bahkan telah
dilaksanakan drill prosedur start stop sejumlah pesawat yang ada di
kapal.
Cawak
yang telah hadir di Inggris memang belum seluruhnya, baru 3 (tiga) Kadepsin
dari ketiga kapal, 6 (enam) ekspert termasuk Kadep Eka) dan 9 (sembilan Key
Personel termasuk Komandan KRI Bung Tomo 357) sisa cawak akan berangkat ke
Inggris secara bertahap pada gelombang berikutnya. Untuk memahami secara teknis
kapal baru diperlukan konsentrasi khusus sehingga pada saat kaderisasi awak
pertama ini diharapkan dapat mentransfer pengetahuannya kepada ABK baru nanti,
oleh karena itu setiap malam berbagai permasalahan yang diperoleh dibahas dan
didiskusikan di kelas sehingga pemahamannya merata ke seluruh Cawak.
Kegiatan
Jam Komandan secara periodik senantiasa dilaksanakan, demikian juga control
terhadap cawak yang saat ini masih mengikuti KPPK di Kolatarmatim bukan menjadi
hambatan karena dipisahkan jarak ribuan mil, pemanfaatan teknologi informasi
berbagai layanan internet menjadi alternatif terpilih.
Sebagian
teknisi asing yang dipercaya untuk menyiapkan ketiga kapal tersebut memiliki
keahlian yang tidak diragukan lagi. Beberapa diantaranya merupakan ahli dari
BAE atau pensiunan Royal Navy yang terjun langsung mengembalikan kesiapan kapal
yang relatif belum dioperasionalkan sama sekali, oleh karena itu sebagian spare
part perlu dilaksanakan penggantian dan kalibrasi ulang. Cawak mendapatkan
kesempatan langka untuk langsung belajar bagaimana membongkar dan memasang
serta mengukur silinder head dan setting to work Meriam 76 mm OSRG, Radar Scout
/ LPI dan AWS 9, EOTs, Sonar serta fire fighting yang ada di kapal.
Kehadiran
MRLF melengkapi kekuatan TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat diharapkan akan
memberikan dampak strategis terhadap kredibilitas Indonesia pada tataran
regional maupun global. Bangsa Indonesia telah tidak sabar menanti kehadiran
kapal tersebut berlayar di seantero perairan Indonesia maupun dunia mengamankan
kepentingan nasional Indonesia.
....Selamat
Berlayar & Bertempur KRI Bung Tomo 357...fair the wind and bond
voyage.......”