Presiden Rusia, Vladimir Putin,
memberikan lampu hijau untuk penjualan sistem pertahanan udara Rusia terbaru
S-400 ke China, surat kabar Kommersant mengutip seorang sumber yang dekat
dengan Kremlin. Kommersant mengklaim bahwa sistem pertahanan udara S-400 akan
memberikan keunggulan besar bagi Beijing atas wilayah udara di Selat Taiwan dan
pulau-pulau lainnya di Laut China Timur.
Di saat yang sama, direktur dari
Federal Service for Military-Technical Cooperation Rusia, Alexander Fomin
mengatakan bahwa negosiasi untuk penjualan S-400 ke China masih berlangsung.
Keputusan untuk menjual S-400 ini dibuat pada awal 2014 lalu. Negoisasi masih
membahas mengenai berapa banyak S-400 yang akan China beli beserta harganya.
Namun, meskipun kesepakatan akan ditandatangani kedua belah pihak dalam waktu
dekat, China baru akan mendapatkan S-400 mereka setelah tahun 2016, yaitu
setelah Rusia memenuhi pasokan S-400 untuk dalam negeri.
Sejak 2011 lalu, China menunjukkan
niatnya untuk mendapatkan sistem pertahanan udara S-400. Dua tahun lalu, Rusia
juga berbicara dengan beberapa negara yang tertarik membeli sistem rudal
tersebut, namun negosiasi terpaksa ditunda karena Rusia harus memenuhi terlebih
dahulu pasokan S-400 dalam negerinya. Hal ini dikatakan oleh seorang pejabat di
agen ekspor pertahanan Rusia "Rosoboronexport" kepada surat kabar
Kommersant pada Januari lalu, sembari menegaskan bahwa ekspor S-400 belum bisa
dilakukan hingga tahun 2016.
Berbicara mengenai kesepakatan
penjualan S-400 dengan China, pejabat-pejabat keamanan Rusia mengkhawatirkan
penjualan tersebut tidak hanya akan mengganggu pasokan S-400 dalam negeri
Rusia, tetapi yang lebih parah, China juga bisa mencuri teknologi S-400 untuk
mereka kembangkan sendiri. Namun produsen S-400 Almaz-Antey membantahnya dengan
mengatakan bahwa pasokan S-400 dalam negeri Rusia tidak akan terganggu. Pada
bulan Januari lalu, Moskow juga mengumumkan akan membangun tiga parik baru
untuk membangun lebih banyak sistem pertahanan udara S-400 dan sistem rudal
lainnya.
Meskipun belum jelas berapa banyak
S-400 yang akan diperoleh China, sumber Kommersant mengatakan bahwa China ingin
membeli S-400 untuk mencukupi kebutuhan 2 hingga 4 batalyon. Angkatan Darat
Tentara Pembebasan Rakyat sebelumnya telah mendapatkan sistem pertahanan udara
lainnya dari Rusia dan sistem pertahanan udara yang mereka buat sendiri yang
mereka kerahkan untuk membela Beijing dan Shanghai, yang menurut kalkulasi di
atas kertas, jika Beijing sudah dilengkapi dengan S-400 maka Beijing akan mampu
mengontrol wilayah udara Taiwan dan pulau Diaoyutai yang disengketakan dengan
Jepang.
S-400 Triumph SA-21 adalah sistem
rudal permukaan ke udara jarak jauh yang diproduksi oleh Almaz-Antey, Rusia.
S-400 ditujukan untuk mencegat serangan dari udara mulai dari pesawat, helikopter,
rudal balistik, UAV dan lain-lain dengan jangkauan maksium 400 km dan di
ketinggian hingga 30 km.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar