Para
pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menyampaikan kekhawatiran
mengenai ketegangan yang terus meningkat di wilayah Laut Cina Selatan.
gambar : para pemimpin Negara ASEAN di Myanmar |
Vietnam
dan Filipina dilaporkan meminta agar ASEAN mengeluarkan pernyataan leibih keras
dan dukungan kepada kedua negara itu dalam konfrontasi melawan Beijing terkait
sengketa wilayah di Laut Cina Selatan.
Namun
dalam pernyataan akhir dalam penutupan Pertemuan Puncak di Myanmar, Minggu
(11/05), para pemimpin negara-negara ASEAN tidak sampai menyebut Cina.
Perdana
Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung, menyerukan kepada para kepala negara ASEAN
untuk memprotes keputusan Cina memindahkan anjungan pengeboran minyak ke
wilayah perairan yang diklaim oleh Vietnam.
Sehari
sebelumnya para menteri luar negeri ASEAN menyampaikan "kekhawatiran
mendalam mengenai perkembangan yang terjadi".
Pemerintah
Vetnam hari Minggu mengizinkan demonstrasi anti-Cina meskipun biasanya pihak
berwenang melarang unjuk rasa.
Sebelumnya
Vietnam menuduh kapal-kapal Cina menabrak kapal
patroli Vietnam ketika kapal Vietnam berusaha menuju anjungan
pengeboran minyak.
Beijing
memperingatkan Vietnam untuk menarik kapal-kapalnya dari wilayah yang
dipertikaikan setelah terjadi tabrakan itu.
Cina peringatkan Vietnam tentang wilayah sengketa
Beijing
memperingatkan Vietnam untuk menarik kapal-kapalnya dari wilayah yang
dipertikaikan setelah terjadi tabrakan.
gambar : pengusiran oleh Kapal Cina di Laut Cina Selatan |
Vietnam
menuduh Cina mengumpulkan 80 kapal, termasuk kapal angkatan laut, untuk
mendukung operasi pengeboran minyak di lepas pantai kepulauan sengketa Paracel.
Negara
tersebut mengeluarkan video untuk mendukung pernyataannya di mana terlihat
kapal Cina menabrak kapal Vietnam.
Amerika
Serikat meminta semua pihak menahan diri karena muncul kemungkinan bentrokan.
Pejabat
Kementerian Luar Negeri Beijing mengatakan kapal patroli Vietnam secara sengaja
menabrakkan diri.
Dia
mengatakan operasi pemboran dilakukan di wilayah Cina dan Beijing telah menahan
diri.
Vietnam
segera mengirim kapalnya ke daerah di lepas pantai karena Cina mengumumkan akan
mengirim kapal bor untuk mencari minyak tanggal 1 Mei.
Vietnam
berencana melakukan eksplorasi minyak di wilayah yang mereka pandang di bawah
kedaulatannya.
Paracel
dikuasai Cina sejak negara itu memperluas pengawasan atas seluruh kepulauan
lewat operasi militer di tahun 1974.
Para
pengamat memandang muncul kekhawatiran Cina sedang menguji Vietnam dan Amerika
Serikat setelah kunjungan Presiden Barack Obama baru-baru ini ke kawasan.
Tabrakan kapal Vietnam dan Cina di Laut Cina Selatan
Kapal
Angkatan Laut Vietnam bertabrakan dengan kapal Cina di kawasan yang menjadi
sengketa di Laut Cina Selatan.
gambar : Kapal Cina yang sengaja menabrak Kapal Vietnam |
Insiden
ini terjadi pada saat Vietnam berupaya mencegah Cina
untuk membangun anjungan minyak di wilayah laut yang diklaim kedua negara.
Pejabat
Vietnam mengatakan kapal-kapal mereka juga menjadi sasaran
meriam air dan secara sengaja ditabrak oleh kapal Cina.
Namun
tidak ada tembakan yang dilepaskan dalam tabrakan pada Selasa 6 Mei Mei
tesebut.
Bagaimanapun
Wakil Komandan Penjaga Pantai Vietnam, Laksamana Muda Ngo Ngoc Thu, mengatakan
beberapa awak kapal cedera.
Tabrakan
kapal ini merupakan insiden yang terburuk di laut antara Vietnam dan Cina dalam
beberapa tahun belakangan terkaut sengketa wilayah di Laut Cina Selatan.
Aksi
Cina untuk membangun anjungan minyak pekan lalu dilihat berbagai pihak sebagai
aksi provokasi dalam kampanyenya untuk menegaskan kepemilikan wilayah laut di
kawasan tersebut, yang menjadi sengketa antara Cina, Vietnam, Filipin, dan
beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Sumber-sumber
diplomat mengatakan Vietnam mengerahkan 29 kapal angkatan laut dan penjaga
pantai setelah mengetahui rencana pembangunan anjungan minyak oleh Cina, di
dekat Kepulauan Paracel.
AS khawatirkan sengketa Laut Cina Selatan
Amerika
Serikat menyatakan kekhawatirannya atas "tindakan berbahaya dan
intimidasi" yang terjadi di Laut Cina Selatan, setelah kapal-kapal dari
Vietnam dan China bertabrakan di perairan yang disengketakan.
Tabrakan
ini terjadi saat kapal Vietnam mencoba mencegah kapal Cina yang akan mendirikan
sebuah kilang minyak di dekat Kepulauan Paracel.
Departemen
Luar Negeri Amerika Serikat menyebut langkah Beijing membangun kilang minyak di
daerah tersebut sebagai aksi "provokatif".
"Tindakan
sepihak ini tampaknya menjadi bagian dari perilaku Cina dalam memperluas
klaimnya atas wilayah sengketa dengan cara yang merusak perdamaian dan
stabilitas di kawasan itu," kata juru bicara Deplu AS, Jen Psaki.
"Kami
juga sangat prihatin atas tindakan berbahaya dan intimidasi oleh kapal-kapal
yang beroperasi di daerah ini," katanya dan menyerukan kepada semua pihak
untuk menjalankan kepentingannya secara "aman dan profesional".
Dia
menambahkan pentingnya memperjelas daerah-daerah yang disengketakan sesuai
dengan hukum internasional.
Insiden
yang melibatkan setidaknya tiga buah kapal itu terjadi dekat Kepulauan Paracel,
yang dikendalikan oleh Cina tetapi juga diklaim oleh Vietnam.
Kapal-kapal
Vietnam datang setelah Cina mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan rig
pengeboran ke lokasi tersebut pada pekan lalu.
Vietnam
mengatakan telah mengirimkan polisi maritim dan menunjukkan rekaman pada
konferensi pers tentang insiden kapal Cina yang menyeruduk kapal. Enam pejabat
telah terluka, kata sumber tersebut.
Di
sisi lain, Cina mengatakan "kegiatan mengganggu yang dilakukan oleh pihak
Vietnam merupakan pelanggaran hak-hak berdaulat Cina".
Ketegangan
telah meningkat di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Filipina
saat ini sedang mengadukan China ke PBB atas sengketa teritorial maritim antara
keduanya.
Pada
hari Rabu (07/09), polisi Filipina menangkap kapal nelayan Cina dan menahan 11
awaknya di lokasi yang disengketakan di kawasan Laut Cina Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar