Senin, 12 Mei 2014

ASEAN prihatin atas ketegangan Laut Cina Selatan



Para pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menyampaikan kekhawatiran mengenai ketegangan yang terus meningkat di wilayah Laut Cina Selatan.

gambar : para pemimpin Negara ASEAN di Myanmar
Vietnam dan Filipina dilaporkan meminta agar ASEAN mengeluarkan pernyataan leibih keras dan dukungan kepada kedua negara itu dalam konfrontasi melawan Beijing terkait sengketa wilayah di Laut Cina Selatan.

Namun dalam pernyataan akhir dalam penutupan Pertemuan Puncak di Myanmar, Minggu (11/05), para pemimpin negara-negara ASEAN tidak sampai menyebut Cina.

Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung, menyerukan kepada para kepala negara ASEAN untuk memprotes keputusan Cina memindahkan anjungan pengeboran minyak ke wilayah perairan yang diklaim oleh Vietnam.

Sehari sebelumnya para menteri luar negeri ASEAN menyampaikan "kekhawatiran mendalam mengenai perkembangan yang terjadi".

Pemerintah Vetnam hari Minggu mengizinkan demonstrasi anti-Cina meskipun biasanya pihak berwenang melarang unjuk rasa.

Sebelumnya Vietnam menuduh kapal-kapal Cina menabrak kapal patroli Vietnam ketika kapal Vietnam berusaha menuju anjungan pengeboran minyak.

Beijing memperingatkan Vietnam untuk menarik kapal-kapalnya dari wilayah yang dipertikaikan setelah terjadi tabrakan itu.


Cina peringatkan Vietnam tentang wilayah sengketa

Beijing memperingatkan Vietnam untuk menarik kapal-kapalnya dari wilayah yang dipertikaikan setelah terjadi tabrakan.

gambar : pengusiran oleh Kapal Cina di Laut Cina Selatan
Vietnam menuduh Cina mengumpulkan 80 kapal, termasuk kapal angkatan laut, untuk mendukung operasi pengeboran minyak di lepas pantai kepulauan sengketa Paracel.

Negara tersebut mengeluarkan video untuk mendukung pernyataannya di mana terlihat kapal Cina menabrak kapal Vietnam.

Amerika Serikat meminta semua pihak menahan diri karena muncul kemungkinan bentrokan.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Beijing mengatakan kapal patroli Vietnam secara sengaja menabrakkan diri.

Dia mengatakan operasi pemboran dilakukan di wilayah Cina dan Beijing telah menahan diri.

Vietnam segera mengirim kapalnya ke daerah di lepas pantai karena Cina mengumumkan akan mengirim kapal bor untuk mencari minyak tanggal 1 Mei.

Vietnam berencana melakukan eksplorasi minyak di wilayah yang mereka pandang di bawah kedaulatannya.

Paracel dikuasai Cina sejak negara itu memperluas pengawasan atas seluruh kepulauan lewat operasi militer di tahun 1974.

Para pengamat memandang muncul kekhawatiran Cina sedang menguji Vietnam dan Amerika Serikat setelah kunjungan Presiden Barack Obama baru-baru ini ke kawasan.


Tabrakan kapal Vietnam dan Cina di Laut Cina Selatan

Kapal Angkatan Laut Vietnam bertabrakan dengan kapal Cina di kawasan yang menjadi sengketa di Laut Cina Selatan.

gambar : Kapal Cina yang sengaja menabrak Kapal Vietnam
Insiden ini terjadi pada saat Vietnam berupaya mencegah Cina untuk membangun anjungan minyak di wilayah laut yang diklaim kedua negara.

Pejabat Vietnam mengatakan kapal-kapal mereka juga menjadi sasaran meriam air dan secara sengaja ditabrak oleh kapal Cina.

Namun tidak ada tembakan yang dilepaskan dalam tabrakan pada Selasa 6 Mei Mei tesebut.

Bagaimanapun Wakil Komandan Penjaga Pantai Vietnam, Laksamana Muda Ngo Ngoc Thu, mengatakan beberapa awak kapal cedera.

Tabrakan kapal ini merupakan insiden yang terburuk di laut antara Vietnam dan Cina dalam beberapa tahun belakangan terkaut sengketa wilayah di Laut Cina Selatan.

Aksi Cina untuk membangun anjungan minyak pekan lalu dilihat berbagai pihak sebagai aksi provokasi dalam kampanyenya untuk menegaskan kepemilikan wilayah laut di kawasan tersebut, yang menjadi sengketa antara Cina, Vietnam, Filipin, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Sumber-sumber diplomat mengatakan Vietnam mengerahkan 29 kapal angkatan laut dan penjaga pantai setelah mengetahui rencana pembangunan anjungan minyak oleh Cina, di dekat Kepulauan Paracel.


AS khawatirkan sengketa Laut Cina Selatan

Amerika Serikat menyatakan kekhawatirannya atas "tindakan berbahaya dan intimidasi" yang terjadi di Laut Cina Selatan, setelah kapal-kapal dari Vietnam dan China bertabrakan di perairan yang disengketakan.

Tabrakan ini terjadi saat kapal Vietnam mencoba mencegah kapal Cina yang akan mendirikan sebuah kilang minyak di dekat Kepulauan Paracel.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebut langkah Beijing membangun kilang minyak di daerah tersebut sebagai aksi "provokatif".

"Tindakan sepihak ini tampaknya menjadi bagian dari perilaku Cina dalam memperluas klaimnya atas wilayah sengketa dengan cara yang merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata juru bicara Deplu AS, Jen Psaki.

"Kami juga sangat prihatin atas tindakan berbahaya dan intimidasi oleh kapal-kapal yang beroperasi di daerah ini," katanya dan menyerukan kepada semua pihak untuk menjalankan kepentingannya secara "aman dan profesional".

Dia menambahkan pentingnya memperjelas daerah-daerah yang disengketakan sesuai dengan hukum internasional.

Insiden yang melibatkan setidaknya tiga buah kapal itu terjadi dekat Kepulauan Paracel, yang dikendalikan oleh Cina tetapi juga diklaim oleh Vietnam.

Kapal-kapal Vietnam datang setelah Cina mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan rig pengeboran ke lokasi tersebut pada pekan lalu.

Vietnam mengatakan telah mengirimkan polisi maritim dan menunjukkan rekaman pada konferensi pers tentang insiden kapal Cina yang menyeruduk kapal. Enam pejabat telah terluka, kata sumber tersebut.

Di sisi lain, Cina mengatakan "kegiatan mengganggu yang dilakukan oleh pihak Vietnam merupakan pelanggaran hak-hak berdaulat Cina".

Ketegangan telah meningkat di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Filipina saat ini sedang mengadukan China ke PBB atas sengketa teritorial maritim antara keduanya.

Pada hari Rabu (07/09), polisi Filipina menangkap kapal nelayan Cina dan menahan 11 awaknya di lokasi yang disengketakan di kawasan Laut Cina Selatan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar