Jakarta - Malaysia berupaya membangun
mercusuar di kawasan perairan sengketa di titik koordinat 02.05.053
N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok
01) di Tanjung Datu, Kalimantan Barat. TNI yang mengetahui itu segera mengirim
kapal perang melakukan patroli.
Saat diketahui pihak Malaysia tengah membangun mercusuar di lokasi itu, pihak TNI juga mengontak Kemlu untuk melakukan diplomasi. Wilayah perairan itu memang masih dalam sengketa antara RI dan Malaysia.
"Makanya kita hubungi diplomat di sana," jelas Fuad.
Informasi yang diperoleh beberapa kapal dengan dikawal kapal Angkatan Laut Malaysia mengangkut material menuju titik pembangunan. Kapal-kapal tersebut melakukan pemasangan tiang pancang besi di lokasi tersebut.
TNI : sudah
melakukan antisipasi dengan mengirim kapal perang dengan pesawat intai
Malaysia
membangun mercusuar di perairan wilayah sengketa di Tanjung Datu, Kalimantan
Barat. TNI yang mendeteksi pembangunan mercusuar itu segera melakukan antisipasi.
"Itu benar kita sudah deteksi, memang ada upaya pembangunan mercusuar di
Tanjung Datu, tetapi bukan wilayah kita. Itu di wilayah abu-abu yang merupakan
daerah sengketa," jelas Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya saat dikonfirmasi
detikcom, Rabu (21/5/2014).Diketahui pembangunan itu dilakukan di titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung Datu.
"TNI sudah melakukan antisipasi dengan mengirim kapal perang dengan pesawat intai untuk mellihat perkembangan," terang Fuad.
Informasi yang diperoleh beberapa kapal dengan dikawal kapal Angkatan Laut Malaysia mengangkut material menuju titik pembangunan. Kapal-kapal tersebut melakukan pemasangan tiang pancang besi di lokasi tersebut.
Mabes TNI: Malaysia Tak Boleh Bangun
Mercusuar di Perairan Sengketa
Mabes
TNI bersikap tegas atas aksi Malaysia yang membangun mecusuar di perairan
sengketa di Tanjung Datu. Patok besi sudah dipasang para pekerja Malaysia,
dengan dikawal angkatan bersenjata negeri jiran itu. TNI yang mengetahui
aktivitas itu segera mengirim kapal perang.
"Itu wilayah abu-abu, itu status quo. Nggak boleh masuk," jelas Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (21/5/2014).
Kapal perang TNI dan pesawat pengintai segera bergerak melakukan pemantauan dan pemotretan. Kapal perang hanya berpatroli di sekitar pembangunan mercusuar itu.
"Jangan sampai mereka masuk perairan Indonesia," tegas Fuad.
Mabes TNI juga segera mengontak Kemlu untuk meminta melakukan langkah diplomasi terkait provokasi Malaysia yang membangun mercusuar itu.
"Agar dilakukan langkah diplomatik," terang Fuad.
Pada Selasa (20/5) pukul 17.00 WIB, setelah kapal perang TNI berpatroli terus berputar-putar di kawasan itu akhir Malaysia menghentikan pembangunan mercusuar. Namun tiga tiang pancang sudah terpasang di kawasan itu.
"Itu wilayah abu-abu, itu status quo. Nggak boleh masuk," jelas Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (21/5/2014).
Kapal perang TNI dan pesawat pengintai segera bergerak melakukan pemantauan dan pemotretan. Kapal perang hanya berpatroli di sekitar pembangunan mercusuar itu.
"Jangan sampai mereka masuk perairan Indonesia," tegas Fuad.
Mabes TNI juga segera mengontak Kemlu untuk meminta melakukan langkah diplomasi terkait provokasi Malaysia yang membangun mercusuar itu.
"Agar dilakukan langkah diplomatik," terang Fuad.
Pada Selasa (20/5) pukul 17.00 WIB, setelah kapal perang TNI berpatroli terus berputar-putar di kawasan itu akhir Malaysia menghentikan pembangunan mercusuar. Namun tiga tiang pancang sudah terpasang di kawasan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar