Panglima
TNI Jenderal Moeldoko melakukan sidak ke Mako Kopassus di Cijantung, Jakarta
Timur, Jumat (2/5/2014). Melihat kedatangan Moeldoko yang mendadak, Danjen
Kopassus Mayjen TNI Agus Agus Sutomo memerintahkan anak buahnya bersiap.
Ini
Alasan Jenderal Moeldoko Akan Road Show Sidak Prajurit TNI
Panglima
TNI Jenderal Moeldoko melakukan sidak pagi-pagi ke Markas Kopassus di
Cijantung, Jakarta Timur. Moeldoko menegaskan sidak akan dia lakukan setiap
waktu dan setiap saat. Sidak memberi bukti kepada masyarakat, bahwa prajurit
TNI siap melakukan pengamanan.
"Ini
memberikan keyakinan kepada masyarakat agar masyarakat tidak perlu takut pada
situasi pemilu," jelas Moeldoko di Mako Kopassus, Jumat (2/5/2014).
Moeldoko tiba di Mako Kopassus pukul 08.00 WIB. Saat itu prajurit Kopassus tengah berolahraga, termasuk Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo. Tak lama Moeldoko datang, para prajurit bersalin pakaian dengan seragam lengkap.
"Kita memberi jaminan kepada masyarakat bahwa tiap prajurit TNI siap menjaga masyarakat dan menjaga kestabilan pemerintahan," tegas Moeldoko.
"Kami akan menjaga jalannya pemerintahan sampai selesai," tambah dia.
Moeldoko tiba di Mako Kopassus pukul 08.00 WIB. Saat itu prajurit Kopassus tengah berolahraga, termasuk Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo. Tak lama Moeldoko datang, para prajurit bersalin pakaian dengan seragam lengkap.
"Kita memberi jaminan kepada masyarakat bahwa tiap prajurit TNI siap menjaga masyarakat dan menjaga kestabilan pemerintahan," tegas Moeldoko.
"Kami akan menjaga jalannya pemerintahan sampai selesai," tambah dia.
Sidak
Kopassus, Jenderal Moeldoko: Dalam Darah Prajurit Mengalir Kewaspadaan
Panglima
TNI Jenderal Moeldoko melakukan sidak ke Markas Kopassus di Cijantung. Dalam
kesempatan itu, Moeldoko pun mengecek kesiapan pasukan dengan menanyai tiap
komandan peleton. Sejumlah pesan dia sampaikan kepada mereka.
"Kamu
grogi ya? Jangan grogi kalau sudah di lapangan bersama panglima itu seperti
teman," kata Moeldoko ke salah satu Danton Kopassus di Cijantung, Jumat
(2/5/2014).
Sang Danton yang menjawab dengan sigap. "Siap," tegas sang Danton.
Moeldoko datang ke Kopassus sekitar pukul 08.00 WIB. Dia tiba saat prajurit Kopassus tengah berolahraga. Tak lama Moeldoko datang, para prajurit itu segera berganti pakaian lengkap dan berbaris. Tak lama Moeldoko segera memeriksa kesiapan mereka.
Moeldoko juga memberi hadiah kepada para prajurit Kopasus dalam bungkus kertas. Isinya kacang hijau dan telur. Moeldoko juga meminta saran kepada prajurit Kopassus untuk dirinya dan TNI. Sejumlah prajurit meminta kendaraan taktis untuk melakukan latihan.
Dalam pesannya kepada prajurit Kopassus, Moeldoko meminta agar para prajurit selalu siap siaga setiap saat. "Ini terus menerus akan saya lakukan. Saya bisa datang setiap saat, bisa malam, bisa pagi. Ya bisa lihat sendiri pasukan sedang berantakan karena sedang olahraga. Saya sengaja datang saat belum siap untuk melihat kondisi sebenarnya," jelas Moeldoko.
Dia mengaku akan melakukan pengecekan dan sidak ke Koramil dan pasukan TNI yang lain. "Kopassus adalah lapisan ketiga. Lapisan pertama Satwil, lapis kedua kotama. Apabila situasi kursial terjadi, mereka kita akan turunkan. Ukuran saya apabila saya cek kesiapannya tinggi, kesiapan yang di depan juga akan tinggi. Walaupun saya akan cek secara acak. Karena di darah prajurit selalu mengalir kewaspadaan," urai Moeldoko.
"Hasil sidak masih akan saya evaluasi, kalau masih belum siaga akan saya tegur komandan pasukannya," tambah dia lagi.
Menurut Moeldoko dalam hitungan menit semua prajurit harus sudah siap siaga. Dalam catatan Moeldoko, paling tidak 17 menit semua harus siap.
Sang Danton yang menjawab dengan sigap. "Siap," tegas sang Danton.
Moeldoko datang ke Kopassus sekitar pukul 08.00 WIB. Dia tiba saat prajurit Kopassus tengah berolahraga. Tak lama Moeldoko datang, para prajurit itu segera berganti pakaian lengkap dan berbaris. Tak lama Moeldoko segera memeriksa kesiapan mereka.
Moeldoko juga memberi hadiah kepada para prajurit Kopasus dalam bungkus kertas. Isinya kacang hijau dan telur. Moeldoko juga meminta saran kepada prajurit Kopassus untuk dirinya dan TNI. Sejumlah prajurit meminta kendaraan taktis untuk melakukan latihan.
Dalam pesannya kepada prajurit Kopassus, Moeldoko meminta agar para prajurit selalu siap siaga setiap saat. "Ini terus menerus akan saya lakukan. Saya bisa datang setiap saat, bisa malam, bisa pagi. Ya bisa lihat sendiri pasukan sedang berantakan karena sedang olahraga. Saya sengaja datang saat belum siap untuk melihat kondisi sebenarnya," jelas Moeldoko.
Dia mengaku akan melakukan pengecekan dan sidak ke Koramil dan pasukan TNI yang lain. "Kopassus adalah lapisan ketiga. Lapisan pertama Satwil, lapis kedua kotama. Apabila situasi kursial terjadi, mereka kita akan turunkan. Ukuran saya apabila saya cek kesiapannya tinggi, kesiapan yang di depan juga akan tinggi. Walaupun saya akan cek secara acak. Karena di darah prajurit selalu mengalir kewaspadaan," urai Moeldoko.
"Hasil sidak masih akan saya evaluasi, kalau masih belum siaga akan saya tegur komandan pasukannya," tambah dia lagi.
Menurut Moeldoko dalam hitungan menit semua prajurit harus sudah siap siaga. Dalam catatan Moeldoko, paling tidak 17 menit semua harus siap.
Saat
Jenderal Moeldoko Semangati Prajurit dan Istrinya yang Hamil 9 Bulan
Panglima
TNI Jenderal Moeldoko melakukan sidak pagi-pagi ke Mako Kopassus di Cijantung.
Usai meninjau pasukan di lapangan, Moeldoko mengunjungi rumah salah seorang
prajurit yang kebetulan hanya ada istrinya yang tengah hamil tua.
Rumah
yang dikunjungi Moeldoko adalah rumah Kapten Langgeng, di Mako Kopassus
Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (2/5/2014). Kapten Langgeng tengah berada di
Libanon untuk misi perdamaian. Di rumah itu hanya ada istri dan seorang anaknya
yang berusia sekitar 5 tahun.
Perempuan yang tengah hamil 9 bulan itu sedikit terkejut dengan kedatangan Panglima TNI ke rumahnya. Kebetulan, saat dikunjungi ia tengah berkomunikasi dengan suaminya di Libanon via Skype. Panglima langsung ikut berbicara dengan prajuritnya di Libanon.
"Tugas seorang panglima ada dua, menjaga dan memelihara pasukannya untuk siap tempur, menjaga dan memelihara kesejahteraan prajurit. Kalau kita bicara tentang kesejahteraan kita harus paham denyut nadinya," ucap Moeldoko usai berkomunikasi dengan sang prajurit via Skype.
"Ini ibu suaminya sedang di Libanon. Saya yakinkan suaminya bahwa Komando siap menjaga," imbuhnya kepada wartawan.
Sebelum ke luar rumah, Moeldoko sempat memberikan sebuah amplop kepada Desi dan mengusulkan sebuah nama untuk calon anak yang tengah di kandung. "Saya kasih nama Candrasa artinya senjata pamungkas. Lanjutannya terserah kamu," ucap Moeldoko tersenyum kepada Desi.
Moeldoko kemudian keluar rumah. Sebelum meniggalkan lokasi, ia sempat duduk di pinggir lapangan menyaksikan beberapa prajurit yang tengah latihan terjun payung. Saat hendak ke mobil, Moeldoko menyapa anak-anak TK yang berada di samping rumah Desi.
Perempuan yang tengah hamil 9 bulan itu sedikit terkejut dengan kedatangan Panglima TNI ke rumahnya. Kebetulan, saat dikunjungi ia tengah berkomunikasi dengan suaminya di Libanon via Skype. Panglima langsung ikut berbicara dengan prajuritnya di Libanon.
"Tugas seorang panglima ada dua, menjaga dan memelihara pasukannya untuk siap tempur, menjaga dan memelihara kesejahteraan prajurit. Kalau kita bicara tentang kesejahteraan kita harus paham denyut nadinya," ucap Moeldoko usai berkomunikasi dengan sang prajurit via Skype.
"Ini ibu suaminya sedang di Libanon. Saya yakinkan suaminya bahwa Komando siap menjaga," imbuhnya kepada wartawan.
Sebelum ke luar rumah, Moeldoko sempat memberikan sebuah amplop kepada Desi dan mengusulkan sebuah nama untuk calon anak yang tengah di kandung. "Saya kasih nama Candrasa artinya senjata pamungkas. Lanjutannya terserah kamu," ucap Moeldoko tersenyum kepada Desi.
Moeldoko kemudian keluar rumah. Sebelum meniggalkan lokasi, ia sempat duduk di pinggir lapangan menyaksikan beberapa prajurit yang tengah latihan terjun payung. Saat hendak ke mobil, Moeldoko menyapa anak-anak TK yang berada di samping rumah Desi.
Sidak
ke Marinir, Panglima TNI Pinjam HP Prajurit Lalu Terdengar Sirene
Setelah
dari markas Kopassus, Panglima TNI Jenderal Moeldoko melanjutkan sidak ke
Marinir KKO, Cilandak, Jakarta Selatan. Saat tiba di Kesatrian Hartono,
Moeldoko tak mendapati Handie Talkie (HT) hingga kemudian meminjam handphone
prajurit Marinir yang jaga di posko itu.
Moeldoko
tiba di Kesatrian Hartono, pada Jumat (2/5/2014) beberapa menit menjelang pukul
10.00 WIB. Moeldoko yang tak mendapati ada HT atau interkom dalam pos jaga itu
meminjam HP prajurit jaga untuk menghubungi Komandan Kesatrian.
Tak
terdengar apa respons komandan yang dihubungi Moeldoko. Yang jelas Moeldoko
menjelaskan siapa dirinya dan kemudian memberikan instruksi.
"Ini
Panglima TNI, siapkan pasukan kamu. Ini jam 10 kurang 2," demikian kata
Moeldoko singkat.
Tak
lama kemudian, terdengar sirine meraung-raung pertanda prajurit mesti bersiap
di lapangan. Prajurit yang terlihat bermain bola dan melakukan latihan tunggang
langgang kembali ke barak untuk bersiap.
Moeldoko
jalan ke dalam Kesatrian yang lantas ditemui oleh Komandan Brigade Infanteri
Korps Marinir Kolonel Marinir Edy Prakoso didampingi Dan Pasmar II Brigjen
Marinir Denny Kurniadi.
Dalam
waktu 15 menit sejak Moeldoko memberikan instruksi, sekitar 2.000 prajurit
Marinir berseragam lengkap sudah berbaris rapi untuk apel di lapangan
Kesatrian. Beberapa prajurit terlihat mengendalikan tank panser untuk
apel.
Panglima
TNI Jenderal Moeldoko dalam sidaknya ke Kesatrian Marinir Hartono sempat
berbincang dengan beberapa prajurit Marinir. Prajurit Marinir pun meminta
beberapa hal, mulai dari parasut, perlengkapan dapur umum hingga tunjangan.
Saat itu Moeldoko meminta saran kepada prajurit usai apel di Kesatrian Marinir
Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (2/5/2014).
"Meminta parasut karena sudah tidak layak," sebut salah satu prajurit Marinir dengan tegas.
"Perahu karet, jumlahnya kurang. Yang ada terpelihara dengan baik. Meminta untuk 1 kompi, sekitar 20 (unit)," kata prajurit yang lain.
"Menanyakan tunjangan kinerja," pinta prajurit satunya.
Moeldoko lantas merespons tentang tunjangan kinerja ini. "Panglima TNI sudah mendorong terus. Saat ini baru 37 persen. Masalahnya, semua tergantung keuangan negara, kerja keras dan berdoa," jawab Moeldoko.
"Apakah Secabarek (Rekrutmen Sekolah Calon Bintara, red) menggunakan batasan umur," tanya prajurit lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar