Surabaya. PT PAL meluncurkan Kapal Cepat Rudal
/ KCR 60 Meter kedua (KRI Tombak), bersamaan dengan serah terima KCR 60 pertama
(KRI Sampari) kepada TNI-AL. Serah terima KCR berkapasitas 55 penumpang ini,
merupakan bagian dari 3 pesanan tahap pertama TNI AL.
Serah
terima KCR 60 dipimpin langsung Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,
disaksikan KASAL Laksamana TNI Marsetio, serta sejumlah pejabat tinggi
Kementerian Pertahanan. “Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mengamankan
wilayah kedaulatan laut Indonesia,” ujar Menteri Pertahanan di Dermaga Ujung PT
PAL, Surabaya.
Selain
memesan tiga KCR, Kementerian Pertahanan juga telah memesan 16 KCR 60 serta 16
buah KCR 40. Rencananya, seluruh pesanan KCR ini rampung dibangun pada tahun
2024.
Menteri
Pertahanan mengatakan dengan kemampuan yang dimiliki KCR, alutsista TNI
Angkatan Laut tak bisa disepelekan lagi. Apalagi masing-masing KCR dilengkapi
dengan empat rudal seri C 705 dan 802 yang memiliki daya jelajah hingga 140
kilometer.
Jika
kelak TNI AL memiliki 32 KCR, maka pertahanan laut sudah tidak lagi diragukan.
“Kalau kita sudah lengkap 32 KCR dan masing-masing KCR berisi 4 rudal dengan
daya jelajah 140 KM, kita pasti sangat digdaya di laut,” ujar Purnomo Yusgiantoro.
KCR
60 Meter KRI Sampari telah melalui serangkaian proses pengujian dan lolos dari
tahap akhir Commodore Inspection, Selasa (27/5/2014). “Setelah peluncuran ini,
KCR-60 kedua akan diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 ketiga (KRI
Hayat) pada September 2014,” ujar Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah
Arifin 26/5/2014.
“Kami
berencana mengikutkan KCR ini dalam pameran Asian Defence & Security (ADAS)
2014 di Filipina 16-18 Juli 2014. Kami berharap ke depan ada order KCR lagi,”
ujar Dirut PT PAL.
Kapal
patroli KCR-60 memiliki kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut
maupun udara. Kapal ini dirancang untuk bisa dipasang senjata meriam hingga
kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di belakang kapal.
Pengerjaan
3 KCR 60 senilai Rp 375 miliar ini, menggunakan bahan baku dalam negeri
sebanyak 35 persen, sesuai regulasi pemerintah. Sedangkan 65 lainnya impor dari
Eropa dan Korea Selatan. Menurut Firmansyah, komponen seperti persenjataan,
navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam negeri.
“Perlahan
kami terus mengarah dalam penggunaan komponen dalam negeri. Namun beberapa
komponen lain sudah ada di sini bahkan pengerjaannya asli karya anak bangsa,”
tuturnya.
Hingga
saat ini PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli mulai berukuran 28
meter hingga 60 meter. Saat ini, PAL Indonesia tengah menyiapkan fasilitas
pembangunan frigate dan kapal selam.
Spesifikasi
KCR 60 :
- Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
- Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
- Lebar (B) : 8.10 M
- Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
- Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton
- Kecepatan : berlayar 15 Knot, Jelajah 20 Knot dan max 28 Knot.
- Dilengkapi persenjataan canggih Meriam dan Peluncur Rudal C705 dan 802
- Jumlah penumpang 55 Orang-
- Ketahanan berlayar 9 Hari
- Mesin pendorong 2 x 2880 KW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar